Mensiasati Keterbatasan Fasilitas Belajar untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa di Sekolah
Sekolah ialah tempat formal Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) berlangsung. Kegiatan pembelajaran yang ideal merupakan sebuah harapan
dari seluruh warga sekolah terutamanya siswa. Banyak orang yang berpendapat
bahwa sekolah yang bertaraf internasional ialah sekolah yang mampu menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Penunjang kegiatan
pembelajaran di sekolah yang dikatakan “bertaraf internasional” sangatlah
lengkap dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang masih biasa. Sekolah-sekolah
yang memiliki fasilitas lengkap membuat siswa-siswinya merasa nyaman berada di
sekolah, baik dalam kegiatan pembelajaran inti maupun ekstrakurikulernya. Kemudian,
dengan fasilitas yang lengkap pula minat belajar siswa-siswi di sekolah semakin
meningkat. Lalu bagaimana dengan sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas
belajar?
Tidak dapat dipungkiri, di era yang semuanya serba
canggih masih banyak sekolah-sekolah yang minim fasilitas. Terutama
sekolah-sekolah yang jauh dari kemapanan, sekolah yang ada di daerah pelosok. Di
sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai tentunya banyak kendala dalam
meningkatkan minat belajar siswa, terutama selama KBM berlangsung. Mulai dari
keterbatasan buku ajar, ruang multimedia atau TIK, perpustakaan dan lain
sebagainya. Sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas belajar dapat
memengaruhi minat sekaligus prestasi siswa di sekolah. Proses pembelajaran atau
belajar bukan hanya sekadar transfer ilmu dengan serta merta dari guru kepada
murid, melainkan sebuah proses yang kompleks. Galloway dalam Toeti Soekamto
(1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain
berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Hakikat belajar tidak boleh
dikesampingkan meskipun sekolah tersebut minim fasiltas. Seorang guru di
tuntut untuk piawai mengemas proses pembelajaran yang ada di sekolah agar
menarik dan meningkatkan minat siswa belajar. Menyikapi keterbatasan fasilitas
di sekolah dapat di kikis dengan menerapkan berbagai metode yang cocok dan
mampu untuk membangkitkan gairah belajar siswa. Disamping itu juga peran media
pembelajaran sangatlah penting untuk menunjang proses belajar. Guru harus mampu
menjadi sosok yang kreatif, inovatif dan mampu memberikan motivasi terhadap
siswa.
Dewasa ini tidaklah sulit untuk mengatasi dan
meningkatkan minat belajar siswa meskipun dalam kondisi yang minim fasilitas.
Metode dan media pembelajaran sedikit banyak mampu untuk mengikis keterbatasan
tersebut. Asalkan gurunya kreatif dalam menyajikan materi, pasti siswa akan
antusias untuk belajar. Metode pembelajaran ialah langkah pembelajaran atau
strategi pembelajaran yang telah di susun secara sistematis. Penerapan metode
pembelajaran yang aktif seperti Model
Pembelajaran kooperatif, CTL, dan lain sebagainya. Di samping itu
penggunaan media pembelajaran yang menarik meskipun terbatas fasilitasnya akan
mampu untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang ideal. Media disini banyak
berpengaruh dala dunia pendidikan. Kemudian media juga dapat mengisi kekosongan
fasilitas di dalam sekolah terutama dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Karena
fasilitas penunjang yang minim pastinya juga memengaruhi penggunaan media yang
menarik. Tetapi disini peran seorang guru yang kreatif dan inovatiflah yang
dibutuhkan untuk membuat media yang cocok di tengah keterbatasan. Sekadar
contoh media yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran di bidang ilmu Bahasa
Indonesia seperti; piktogram yang berisikan penggabungan citra dan kata, papan
baku dan tidak baku, juga dapat digunakan permainan dalam pembelajaran seperti,
teka-teki peribahasa, kolom kata kalimat, sambung huruf dan masih banyak lagi. Dengan
penggunaan metode pembelajaran dan dengan di dukung media maka keterbatasan
fasilitas yang ada di seklah buka lagi halangan untuk meningkatkan minat
belajar siswa di sekolah. Kemudian peran guru juga sangat penting dalam
menyusun strategi pembelajaran dengan pembuatan media yang kreatif untuk
menyampaikan materi atau baha ajar, karena metode dan media memiliki peran yang
sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran. Tak lupa segenap stake holder juga harus mendukung dan memberikan masukan
agar jalanya proses belajar mengajar tercapai meskipun di tengah keterbatasan
fasilitas.